Pembangunan Satelit Penginderaan Jauh Butuh Rp3 Triliun
ilustrasi (foto:spiegel) JAKARTA - Pemerintah dan pihak swasta tengah berusaha membuat satelit sendiri yang akan mengurangi ketergantungan terhadap pihak asing. Untuk bisa menggapai impian tersebut, anggaran bernilai triliunan rupiah pun dibutuhkan.
Deputi TPSA - BPPT, Ridwan Jamaluddin, mengungkapkan bahwa untuk bisa membuat satelit penginderaan jauh (inderaja) nasional dibutuhkan biaya sekira Rp2-3 triliun. Anggaran ini dibutuhkan untuk membuat satelit dengan bobot 500 kilogram - 1 ton.
Untuk merealisasikan salah satu impian keantariksaan Indonesia ini, anggaran pembuatan satelit inderaja melibatkan lintas instansi, termasuk pihak swasta. "Pembangunan satelit inderaja ini membutuhkan dana sekira Rp2-3 triliun, ini gambaran umum biayanya dari perusahaan yang memproduksi satelit dalam jumlah banyak," jelas Ridwan di gedung BPPT, Jakarta, Rabu (2/4/2014).
Ditambahan Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin, masih ada biaya-biaya lainnya untuk fasilitas pendukung peluncuran satelit. Setelah anggaran terpenuhi, katanya, masih ada tahapan-tahapan lain seperti merancang, menguji, dan menjadwalkan peluncuran satelit.
"Kita ingin nantinya ada fasilitas pendukung juga, salah satunya agar pembangunan satelit ini berkelanjutan, ada generasi-generasi selanjutnya. Biayanya pasti besar," ungkap Thomas.
Ia pun optimis masalah dana tidak akan menghambat pembangunan satelit. Menurutnya, pembentukan konsorsium nasional pembangunan satelit inderaja, akan membantu.
"Konsorsium mengenai pendanaan bisa disiapkan pemerintah dan swasta, sehingga dana tidak akan menjadi penghambat utama," tuturnya.
(amr)
Belum ada Komentar untuk "Pembangunan Satelit Penginderaan Jauh Butuh Rp3 Triliun"
Posting Komentar