Ini Berbagai Dampak Perpindahan Frekuensi Smartfren
Dampak Perpindahan Frekuensi Smartfren - Smartfren yang dikabarkan akan melakukan perpindahan frekuensi dari 1900MHz ke 2300MHz tentunya jaringannya tak akan baik-baik saja sama seperti keadaan normal tanpa perpindahan frekuensi, melainkan menimbulkan akibat. Apa sajakah dampak tersebut?
Perpindahan frekuensi, apalagi Smartfren berniat mengganti jaringan dari CDMA ke LTE, tentunya memerlukan pekerjaan meliputi pergantian perangkat seperti mengganti menara BTS jadi lebih baru. Dari pergantian menara BTS dan perpindahan jaringan itu, tentunya bisa berpengaruh pada jaringan pengguna Smartfren.
Namun berdasarkan keterangan Merza Fachys, salah satu direktur Smartfren, perusahaan produsen ponsel Andromax meminimalisir gangguan itu. Caranya dengan menggunakan dua server yang akan membantu pemindahan.
"Jadi kita menyiapkan server yang baru di frekuensi 2300MHz sebelum jaringan di frekuensi 1900MHz dimatikan. Setelah server di frekuensi 2300MHz nyala, jaringan dipindahkan, dan setelah berhasil dipindahkan semua, baru server di frekuensi 1900MHz dimatikan," jelas Merza.
Dengan begitu, Merza mengklaim, perpindahan jaringan tidak akan dirasakan oleh pengguna Smartfren. "Jadi seperti kalau Anda bangun tidur besok pagi, tau-tau jaringan sudah pindah frekuensi ke 2300MHz." katanya mengumpamakan.
Sedangkan untuk perangkat Andromax yang belum mendukung jaringan LTE, pengguna tak perlu khawatir. Pasalnya jaringan EVDO yang biasa digunakan untuk layanan data oleh Smartfren tetap bisa digunakan bersamaan dengan penggunaan LTE. Sama halnya seperti pelanggan operator GSM yang menggunakan layanan 3G tetapi juga masih bisa mendapatkan 2G.
Adapun dampak untuk pemerintah, kata Merza, malah diuntungkan oleh perpindahan frekuensi ini. Pasalnya, blok frekuensi yang ditinggalkan oleh Smartfren apabila selesai dimigrasi nantinya akan tersedia dan bisa diisi oleh industri lain yang menginginkannya.
Belum ada Komentar untuk "Ini Berbagai Dampak Perpindahan Frekuensi Smartfren"
Posting Komentar